Assalamualaikum wa rahmatullah
Halo Muslim
Hari Arafah adalah hari dimana jutaan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji
melakukan wukuf di padang Arafah. Nah, bagi umat Islam yang tidak
berhaji dianjurkan untuk melakukan ibadah puasa Arafah.
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada
hari Arafah yakni pada saat diberlangsungkannya wukuf di padang Arafah
tanggal 9 Dzulhijah oleh para jamaah haji. Wukuf di Arafah bisa
dikatakan sebagai inti dari pada pelaksanaan ibadah haji. Tidak disebut
melaksanakan ibadah haji jika tidak melaksanakan wukuf di Arafah.
Karena itu puasa Arafah ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang
tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan
puasa-puasa lainnya, yaitu niat, tidak makan dan minum dari sebelum
subuh hingga magrib.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah
lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram)
menghapuskan dosa setahun yang lepas.” (HR. Muslim)
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah
yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits
yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu
tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.
Hadits mengenai puasa Tarwiyah ini diriwayatkan oleh Imam Dailami
di kitabnya Musnad Firdaus (2/248). Namun derajat hadits ini maudhu’
(tertolak) karena ada periwayat hadits yang oleh para ahli hadits
dianggap pendusta yakni Muhammad bin Saaib Al-Kalby. Sementara ada juga
periwayat dalam hadits tersebut yang dinilai majhul alias tidak dikenal,
yakni Ali bin Ali Al-Himyari
Para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang maudlu’ sekalipun sebatas hadits itu dalam diamalkan dalam rangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan
nikmat yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalankan
ibadah di tanah suci. Hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah
adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah
s.a.w bersabda:
“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari
pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan
Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di
jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali
seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian
tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid).” (HR Bukhari)
Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling
utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist
Qudsi:” Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan
membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan
minumannya semata-mata karena Aku.”
Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda:
“Diketahui bahwa bagi orang yang ingin berniat puasa sunnah,
lebih baik ia juga berniat melakukan puasa wajib jika memang ia
mempunyai tanggungan puasa, tapi jika ia tidak mempunyai tanggungan
(atau jika ia ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak) ia cukup
berniat puasa sunnah saja, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya.”
Maksudnya adalah jika ada umat Islam yang pada saat puasa wajib,
baik dibulan Ramadhan atau puasa karena nadzar, dan belum dilaksanakan
(mempunyai tanggungan) maka pada hari ini dianjurkan untuk berniat puasa
wajib, maka dia akan memperoleh apa yang diniatkan (puasa wajib) juga
mempeoleh pahala puasa sunnah. Wallahualam bi shawab.
Niat Puasa
Bulan Dzulhijjah (Puasa Tarwiyah & ‘Arafah).
نويت صوم ترويه سنة لله تعالى
“ Saya niat
puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”
نويت صوم عرفة سنة لله تعالى
NAWAITU SAUMA
ARAFAH SUNNATAN LILLAHI TA'ALAH
“ Saya niat
puasa Arafah , sunnah karena Allah ta’ala.”
Sumber : http://phellopratama.blogspot.com/2012/10/puasa-arafah.html
Wassalamu alaikum wa rahmatullah
0 komentar:
Posting Komentar